Surabaya (GEKIRA) – Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo‑Sandi, Hashim Djojohadikusumo melakukan rangkaian pertemuan dengan para calon legislatif (Caleg) yang berasal dari organisasi sayap Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) yang merupakan sayap partai yang terdiri atas komunitas Kristiani (Protestan dan Katolik), Caleg dari sayap partai Gemasadhana yang merupakan sayap partai yang terdiri atas komunitas agama Hindu, Budha, Konghucu; tokoh agama serta umat Kristiani di Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (20/10/2018).
Pada pertemuan yang berlangsung di kantor DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Timur di Surabaya itu, Hashim didampingi Ketua Harian Partai Gerindra Laksdya (Purn) Moekhlas Sidik dan Nikson Silalahi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP GEKIRA, serta Soepriyatno Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur.
Di hadapan para caleg Partai Gerindra yang berasal dari organisasi sayap GEKIRA dan Gemasadhana, Hashim menekankan bahwa para calon wakil rakyat yang diusung Partai Gerindra benar-benar maju karena mau berjuang bersama masyarakat menuju adil dan makmur.
Hendaknya alasan maju para caleg Gerindra khususnya yang hadir sejalan dengan alasan Prabowo kembali maju sebagai calon presiden yaitu karena semenjak 10 tahun lalu Prabowo mencalonkan pertama kali sampai sekarang, perbaikan keadilan dan kemakmuran rakyat belum sesuai dengan harapan.
Dipaparkan Hashim, ketika kita bicara tentang kesehatan publik, ketahanan dan keamanan energi, lingkungan, itu semua belum ada perbaikan, dan justru semakin buruk.
Hashim mengajak semua caleg agar mempunyai pemahaman yang sama yaitu bahwa kita memiliki kemampuan dan sumber untuk menjadikan Indonesia kekuatan besar.
Kita seharusnya ada dalam kondisi yang jauh lebih baik bila semua sumber daya dikerahkan. Kita bisa menjadi kekuatan besar dan di posisi yang sama dengan negara-negara kuat lainnya di dunia.
Oleh karena itu, Hashim mengingatkan juga agar para caleg Gerindra yang hadir berjuang keras untuk memenangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 mendatang sehingga perjuangan kita membuat masyarakat adil dan makmur dapat terlaksana.
Prabowo Setia Tegakkan Pancasila dan UUD 1945
Usai pertemuan dengan para wakil rakyat, Hashim kembali melanjutkan rangkaian pertemuan dan diskusi bersama puluhan pendeta serta tokoh-tokoh lintas agama.
Para pendeta tersebut hadir mengatasnamakan pribadi dan bukan atas nama gereja yang mewakili atau dipimpinnya. Pertemuannya pun tidak dilakukan di gereja namun berlangsung di salah satu hotel di Surabaya.
Di hadapan para pendeta, Hashim menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka terkait calon presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto yang sering dituding sebagai sosok intoleran dan pendukung negara khilafah.
Dijawab Hashim, Prabowo memang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah dan hoax. Di antaranya dituding sebagai pribadi intoleran dan pendukung negara khilafah. Menurut Hashim semua tuduhan itu adalah tidak benar.
“Selama ini Prabowo kerap dituding sebagai intoleran dan pendukung khilafah. Semua tuduhan itu adalah tidak benar,” ungkap Hashim.
Hashim pun ungkap alasan mengapa tudingan itu tidak benar. Sebagai seorang mantan prajurit TNI, kata Hashim, di dalam diri Prabowo telah tertanam sumpah yaitu membela tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bahkan, Prabowo sendiri sudah berkali-kali mempertaruhkan nyawanya untuk untuk Pancasila dan NKRI.
“Tidak mungkin dia keluar dari sistem Pancasila dan NKRI. Yang diinginkan Prabowo adalah menegakkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen,” imbuh Hashim tegas.
Ditambahkan Hashim, para pendeta dan masyarakat Indonesia juga bisa cek AD/ART Partai Gerindra yang menjadi perjuangan pengabdian Prabowo setelah pensiun dari TNI, semua azasnya adalah pancasila.
Nikson Silalahi selaku Sekretaris Jenderal PP GEKIRA yang turut hadir di acara tersebut ikut menambahkan jawaban atas pertanyaan para pendeta yang hadir.

Menurut Nikson, seharusnya pendeta yang merupakan orang pilihan dan orang yang terberkati harus lebih cerdas menanggapi dan memberi informasi terkait rekam jejak para capres utamanya tudingan yang dialamatkan kepada Prabowo sebagai sosok intoleran dan pendukung kilafah.
Tudingan ke Prabowo sebagai intoleran dan pendukung kilafah merupakan tudingan lama yang tidak benar. Di mata Nikson, keluarga Djojohadikusumo adalah gambaran kebhinnekaan di Indonesia.
Nikson membeberkan bahwa gambaran kebhinnekaan di keluarga ekonom Indonesia ternama Prof. Soemitro Djojohadikoesoemo yang tak lain adalah anak dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo yang dikenal sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) itu tercermin dari anak-anaknya.
Kakak sulung dari Prabowo yaitu Biantiningsih Miderawati yang menikah dengan Joseph Soedradjad Djiwandono yang pernah menjabat Gubernur Bank Indonesia tahun 1993-1998 merupakan seorang beragama Katolik.
Kemudian, adik bungsunya Hashim Djojohadikusumo adalah seorang pengusaha beragama Kristen Protestan yang selama ini sangat peduli dan dekat dengan pendeta, tokoh lintas agama serta umat Kristiani. Dan Prabowo sendiri adalah beragama Islam.
“Anak-anak ekonom ternama Prof. Sumitro Djojohadikusumo ini adalah gambaran kebhinnekaan Indonesia yang sangat jauh dari kata intoleran dan pendukung kilafah,” jelas Nikson.
Terkait dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini dituduh sebagai partai Islam pendukung khilafah dan akan membuat Prabowo serta besutan partainya ikut mendukung khilafah, juga dibantah Nikson sebagai hal yang tidak benar.
Baik PKS, maupun tokoh agama Habib Rizieq, keduanya telah memberi pernyataan yang telah diketahui masyarakat luas akan tetap mendukung NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai jemaat di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Nikson melihat saat ini banyak umat Kristiani begitu kesurupan dalam melihat dan menanggapi berita-berita tentang Prabowo yang belum tentu benar. Termasuk beberapa pendeta yang seharusnya lebih cerdas melihat dan menanggapi berita atau tudingan yang belum tentu benar terkait Prabowo.
Karena itu, Nikson berharap pertemuan dan diskusi dengan puluhan pendeta kali ini sangat penting untuk memberi informasi dan pemahaman benar terhadap sosok Prabowo Subianto kepada umat Kristiani di Indonesia. [admin]