Fary Francis Ajak Kader GEKIRA Kembalikan Citra Gerindra sebagai Partai Nasionalis
JAKARTA, GEKIRA – Ketua Fraksi Gerindra MPR RI, yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Kristiani Indonesia Raya atau GEKIRA Fary Djemy Francis mengatakan selama pemilu 2019 lalu, Partai Gerindra diframing dan dituduh sebagai partai konservatif dan hendak mendirikan sistem khilafah.
Demikian dikatakan Fary saat memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional bekerjasama dengan Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) di Lor In Hotel Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/09/2019).
Fary menjelaskan tudingan yang tidak benar kepada Partai Gerindra itu mempunyai efek yang tidak main-main. Meski kursi di DPR bertambah tapi, sambung Fary, kursi calon legislatif (caleg) Partai Gerindra di daerah-daerah terutama caleg beragama Kristiani seperti di NTT, Sulut, Bali dan Sumut menjadi berkurang.
Di sadari atau tidak, ia mengungkapkan, isu politik identitas seperti yang dituduhkan kepada Partai Gerindra menjadi salah satu penyebabnya kekalahan Partai Gerindra di pemilu 2019 lalu.
Ia berharap Partai Gerindra harus mengevaluasi dan mengkounter semua tudingan yang tidak benar itu kepada masyarakat.
Ketua Fraksi Gerindra MPR RI, yang juga Ketua Umum PP GEKIRA Fary Djemy Francis. Foto Dok. GEKIRA
Padahal, kata Fary, Partai Gerindra adalah partai nasional yang berideologi Pancasila dan berkarakter nasionalis. Setidaknya, karakter nasional itu tercermin dari keluarga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang nasionalis dan pluralis. Keluarga mereka hidup harmonis, rukun dan penuh kasih sayang.
Begitu juga dengan jati diri Gerindra. Fary menyebut Partai Gerindra memiliki banyak sayap partai yang mengakomodir masing-masing keyakinan. Ada Gerakan Muslim Indonesia Raya atau GEMIRA untuk kalangan Muslim, ada Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) untuk kalangan Kristen dan Katolik, ada GEMASADANA untuk kalangan Hindu dan Budha.
Bahkan, Partai Gerindra memiliki juga sayap partai Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (PETIR) yang mengayomi eksistensi kalangan Tionghoa.
Oleh karena itu, sebagai sayap partai dan Ketua Umum GEKIRA, ia mengajak semua kader GEKIRA untuk mengembalikan citra Partai Gerindra sebagai partai nasionalis.
“Kita harus buktikan kepada masyarakat bahwa Partai Gerindra akan melindungi dan mengayomi semua kalangan. Kader-kader GEKIRA harus menjadi juru bicara dan public relation bagi Partai Gerindra,” kata Fary.
Ia mengingatkan bahwa perjuangan utama Partai Gerindra adalah perjuangan kedaulatan, keadilan dan kemakmuran yang didasari Pancasila dan UUD 1945 tanpa mempersoalkan agama dan suku.
Tudingan yang tidak benar yang dialamatkan kepada Partai Gerindra pada pemilu 2019 lalu, harus menjadi tantangan bagi semua kader GEKIRA dimana pun berada untuk menjawabnya.
“Sampaikan kepada mereka yang termakan isu sara bahwa Partai Gerindra adalah partai nasionalis, bukan fundamentalis,” ajak Fary kepada semua kader dan pengurus GEKIRA yang hadir.
Ia juga mengajak semua kader GEKIR untuk melihat dinding tembok di DPP Partai Gerindra, terpampang wajah Tuanku Imam Bonjol (red-seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838) dan wajah I Gusti Ngurah Rai (red-seorang pahlawan Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali) dan wajah-wajah lainnya yang mewakili semua suku dan agama.
Fary menjelaskan wajah-wajah tersebut merupakan bukti bahwa semangat Partai Gerindra itu selalu didasari perjuangan dan semangat persatuan. Bukan dengan perbedaan keyakinan.
Seminar Nasional Fraksi Gerindra MPR RI bekerjasama dengan Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA). Foto Dok. GEKIRA
Oleh karena itu, Fary mengatakan GEKIRA harus menjadi sayap partai kuat yang menjaga dan mendidik karakter Partai Gerindra.
“GEKIRA harus dapat menjaga marwah Pancasila dan senantiasa berjuang untuk semua rakyat Indonesia,” kata Fary.
Acara Seminar Nasional ini dibuka oleh Wakil Ketua MPR RI yang juga Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani, dan didampingi Ketua Umum PP GEKIRA Fary Djemy Francis, Ketua Harian PP GEKIRA Jim Lomen Sihombing dan beberapa pengurus GEKIRA yang lain.
Seminar Nasional ini mengambil tema Wujudkan Ekonomi Pancasila Menjaga Keutuhan Bangsa dan menghadirkan pembicara seperti Cornelius Ronowijaya (Waketum Bid. Politik, Hukum dan Advokasi PP GEKIRA), Fary Djemy Francis (Ketua Fraksi Gerindra MPRI RI), TB Ardi Januar (Pegiat Media Sosial) dan Stefanus Abraham (Anggota DPR RI) dan Yeremias sebagai moderator.
Selain pengurus GEKIRA, seminar ini juga diikuti mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah, Universitas Islam 45 Bekasi dan Universitas Djuanda Bogor.
RAKERNAS GEKIRA 2019
Selesai acara Seminar Nasional, dilanjut dengan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) GEKIRA 2019 yang diikuti 9 Pimpinan Daerah (PD) dan 6 Pimpinan Cabang (PC).
Acara Rakernas kali ini dihadiri Ketua Harian DPP Partai Gerindra Laksdya (Purn) Moekhlas Sidik, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan, Ketua Bappilu Partai Gerindra Jabar Mayjen (Purn) TNI Lodewyk Pusung, dan beberapa anggota dewan serta tamu dan undangan.
RAKERNAS GEKIRA 2019 diikuti 9 Pimpinan Daerah dan 6 Pimpinan Cabang. Foto Dok. GEKIRA
9 Pimpinan daerah GEKIRA yang ikut hadir adalah DKI Jakarta, Kalimantan Timur (Kaltim), Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Utara (Sulut), Kepulauan Riau, Provinsi Riau dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua Panitia Pelaksana RAKERNAS GEKIRA 2019, yang juga Sekretaris Jenderal PP GEKIRA Nikson Silalahi
Sementara dari Pimpinan Cabang GEKIRA ada dari Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang Selatan. (Admin)
Fary Francis Ajak Kader GEKIRA Kembalikan Citra Gerindra sebagai Partai Nasionalis