Jakarta, Gekira.or.id – Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia pada Minggu (10/5/2020) pagi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.

Meninggalnya mantan Panglima TNI itu, meninggalkan duka mendalam bagi salah satu keluarga besar organisasi sayap Partai Gerindra, Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA).

Ketua Umum Pimpinan Pusat GEKIRA Fary Djemy Francis mengungkapkan pada hari Minggu, tanggal 10 Mei 2020 adalah hari terakhir pertandingan kehidupan bagi Jenderal (Purn) H. Djoko Santoso.

“Dalam usia 67 tahun, ia kembali ke Sang Khalik. Sang Jenderal pasti berhati merah putih. Separuh lebih masa hidupnya didedikasikan bagi tanah air Indonesia sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit. Di mulai dari karir militer paling bawah hingga meraih bintang 4 sebagai Panglima TNI,” kata Fary kepada Gekira.or.id di Jakarta usai mendapat kabar sang Jenderal meninggal.

Dalam ketegaran pribadi sebagai prajurit TNI, menurut Fary, sang Jenderal adalah salah satu tokoh nasional yang merintis kariernya dari bawah. Ayahnya adalah seorang guru SMA sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.

Lebih jauh dijelaskan Fary, sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara, sejak kecil sang Jenderal sudah terbiasa hidup sederhana, apalagi setelah ayahnya pensiun. Dalam kesederhanaan itulah lahir semangat untuk merubah kehidupan, hingga memutuskan untuk menjadi prajurit TNI.

“Seorang Jenderal yang rendah hati, low profile adalah gambaran dari kesederhanaan yang dilalui sejak kecil,” tambahnya.

Fary menambahkan keluarga besar Gerindra berduka atas kepergian sang Jenderal. Figur yang menjadi tempat belajar soal kesederhanaan dan kerendahan hati bahkan tatkala bertabur bintang.

“Sebagai anggota dewan Pembina Partai Gerindra dan Ketua BPN Prabowo-Sandi, tentu kami sangat kehilangan beliau. Semoga berbahagia di keabadian. Selamat jalan sang Jenderal sederhana,” ungkap Fary. (*)

Ketum GEKIRA: Selamat Jalan Sang Jenderal Sederhana

Tinggalkan Balasan