Pakaian Adat Panitia Natal Nasional 2019 Partai Gerindra Simbol Persatuan Dalam Keberagaman
GEKIRA, JAKARTA – Perayaan Natal Nasional 2019 Partai Gerindra yang berlangsung di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat pada Jumat (10/01/2020) tampak berbeda dan unik.
Pasalnya, semua panitia mulai dari penasehat, dewan pengarah, ketua panitia hingga ke seksi-seksi tampil dengan balutan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain, ialah pakaian adat Batak Toba, Batak Karo, Jawa, NTT, Minahasa, Ambon, Nias, Dayak, Bali, Betawi, Aceh, serta pakaian adat lainnya.
Panitia tampil dengan balutan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Foto Dok/GEKIRA
Dengan menggunakan pakaian adat daerah, panitia ingin menunjukkan simbol kuat bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya, ras dan agama. Namun, tetap satu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerangka Bhinneka Tunggal Ika serta dapat menjadi sahabat untuk siapa saja.
Nuansa pakaian adat yang dikenakan panitia ini juga menunjukkan jati diri Partai Gerindra yang selalu menaruh perhatian pada setiap jengkal wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote untuk selalu bersatu dalam keberagaman.
Dalam perayaan Natal ini, Gereja tentu hadir sebagai pemersatu seluruh umat, meski berbeda bahasa, adat dan istiadat namun setiap orang bisa menjadi sahabat, bergandengan tangan di dalam memuji Tuhan.
Persatuan Dalam Keberagaman. Foto Dok/GEKIRA
Mengenakan pakaian adat, panitia tetap tampil prima dan tetap terlihat ayu dan elegan. Lihat saja, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Kristiani Indonesia Raya (PP GEKIRA) Fary Djemy Francis tampil dengan pakaian adat Bugis (Makassar), Ketua Panitia Wihadi Wiyanto tetap kelihatan gagah dengan pakaian adat Betawi.
Juga Aryo Djojohadikusumo (koordinator sie diakonia) dan Aristo Pariadji (sie acara) tampil dengan pakaian khas Betawi, Rahayu Saraswati (koordinator acara), tampil dengan balutan pakaian adat Nusa Tenggara Timur (NTT) tetap terlihat cantik dan anggun menjadi master of ceremony (MC).
Gieta Gerungan (sie perlengkapan dan dekorasi) tampil ayu layaknya putri Bali dengan balutan pakaian adat Bali. Rienova Serry Donie (wakil bendahara) dengan pakaian adat Ambon. Jeremias Ndoen (sie acara) tampil elegan dengan pakaian adat NTT, lalu Ketua Panitia Pengarah Nikson Silalahi tampil minimalis dengan pakaian jas dibalut ulos lengkap dengan sortopi di kepala dan Hisar Tambunan (sie dokumentasi dan publikasi) dengan pakaian adat Batak Karo.
Persatuan Dalam Keberagaman. Foto Dok/GEKIRA
Tak ketingaglan juga, Maria Rosalinda (sie acara) tampil dengan busana Jawa Etnik tetap terlihat ayu, Haposan Batubara Wakil Ketua Panitia tampil dengan pakaian adat Jawa, Vonny Sumampouw (sekretaris panitia) dengan pakaian adat Minahasa, Shinta Djandam (koordinator sie konsumsi) dengan pakaian adat Dayak, Jim Lomen Sihombing (anggota pengarah) tampil elegan dengan paduan jas dan sortopi ulos khas adat Batak Toba.
Kemudian, dr. Stefanus Santoso (sie acara) dengan pakaian adat Betawi, Oknobin Sinaga (sie dana) tampil elegan dengan pakaian adat Aceh, Jenni Retno Mamusung (sie diakonia) dengan pakaian adat Jawa Tengah, Ariston Silalahi tampil dengan pakaian jas dengan ulos dan sortopi adat Batak Toba di kepala. (Tio)
Maria Rosalinda tampil dengan pakaian adat Jawa Etnik terlihat ayu. Foto Dok/GEKIRA
Pakaian Adat Panitia Natal Nasional 2019 Partai Gerindra Simbol Persatuan Dalam Keberagaman